Minggu, 04 November 2018

#SIP ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) & EXPERT SYSTEM


A.      ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)


1.      Definisi Artificial Intelligence (AI)
Artificial intelligence (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Ertel, 2017).
Russell & Norvig (2003) menjelaskan bahwa artificial intelligence adalah perangkat komputer yang dapat memahami lingkungannya dan dapat mengambil tindakan yang memaksimalkan peluang kesuksesan di lingkungan tersebut untuk beberapa tujuan.

2.      Sejarah Artificial Intelligence (AI)
Konsep Artificial Intelligence sebenarnya sudah jauh dipikirkan, bahkan sejak zaman Yunani Kuno. Talos dari Crete, robot perunggu dari Hephaestus, dan Galatea dari Pygmalion menjadi beberapa contoh ide “mesin yang hidup” yang dicetuskan di era tersebut. Walau begitu, konsep dari Artificial Intelligence ini baru sekitar setengah abad lalu berubah dari hanya sebuah mitos menjadi sebuah realitas yang faktual.
Alan Turing, seorang ahli matematika sekaligus pemecah kode di Perang Dunia ke-2 dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam pencetusan ide tentang teknologi “kecerdasan buatan” ini pada tahun 1950.
Melalui ide-idenya saat itu, istilah artificial intelligence cukup populer pada pertengahan tahun ’50-an. Bahkan hingga Turing meninggal pada tahun 1954, istilah tersebut masih menjadi perbincangan hangat di kalangan peneliti saat itu.
Seorang ilmuwan kognitif Amerika bernama Marvin Minsky akhirnya memutuskan untuk meneruskan tongkat estafet AI dengan membangun sebuah laboratorium khusus AI di Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1959 dan menjadi salah satu konseptor utama di bidang AI pada periode 1960 hingga 1970-an.
Minsky bahkan menjadi penasihat pribadi Stanley Kubrick pada filmnya “2001:A Space Odyssey,” yang rilis pada tahun 1968, yang menjadi salah satu gubahannya yang memperkenalkan AI ke khalayak ramai melalui komputer pintar HAL 9000.
Akan tetapi membutuhkan hingga beberapa dekade untuk masyarakat dapat mengenal potensi sebenarnya dari AI. Beberapa figur teknologi terkenal seperti Elon Musk dan Stephen Hawking masih terus memperbincangkan perkembangan artificial intelligence hingga hari ini.

3.      Hubungan Artificial Intelligence dengan Kognisi Manusia


Kognisi merupakan kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Selain itu, kognisi manusia sendiri adalah proses-proses mental atau aktivitas pikiran manusia dalam mencari, menemukan, atau mengetahui dan memahami informasi dari lingkungannya.
Artificial Intelligence atau yang disebut dengan kecerdasan buatan ini adalah ilmu yang berdasarkan proses manusia berpikir. Hal ini dapat dilihat pada cara kerja AI dan kognisi manusia dimana cara kerja kognisi manusia adalah menerima stimulus, kemudian dproses dan setelah itu akan menghasilkan respon. Dan cara kerja Artificial Intelligence adalah menerima input, diproses dan kemudian mengeluarkan output berupa suatu keputusan. Dengan demikian, melaui pengetahuan tentang proses berpikir dan mengetahui bagaimana untuk membuat asumsi-asumsi yang pasti tentang bagaimana cara berpikir tersebut, maka dengan asumsi-asumsi itulah para peneliti menggunakannya untuk mendesain suatu program komputer yang mempunyai kecerdasan secara buatan.
Semua proses berpikir menolong manusia untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Pada saat otak manusia mendapat informasi dari luar, maka suatu proses berpikir memberikan petunjuk tindakan atau respon apa yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu reaksi otomatis dan respon yang spesifik dicari untuk menyelesaikan masalah tertentu. Demikian halnya dengan Artificial Intelligence yang dibuat untuk membantu manusia untuk menyelesaikan masalahnya.
Dalam proses berpikir, proses ini berhubungan dengan fakta-fakta yang sangat banyak sebelum memberikan respon atau tindakan. Selama proses, ada suatu sistem yang mengarahkan pemilihan respon yang tepat dan disebut dengan pemotongan (prunning). Proses ini mengeliminasi litasan dari berpikir yang tidak relevan dalam usaha mencapai tujuan. Jadi proses ini akan memotong setiap fakta-fakta yang tidak akan mengarah ke tujuan.
Teknik pemrograman dengan kecerdasan buatan (AI) memiliki persamaan dengan otak manusia dalam hal prosesnya. Kecerdasan buatan (AI) juga meniru proses belajar manusia dimana informasi yang baru diserap dan dimungkinkan untuk digunakan sebagai referensi pada waktu yang akan datang. Di sini, informasi yang baru dapat disimpan tanpa harus mengubah cara kerja pikiran yang dapat mengganggu fakta-fakta yag sudah ada. Sehingga, dengan kecerdasan buatan (AI) dimungkinkan untuk membuat program di mana setiap bagian dari program benar-benar independen dan di setiap bagian dari program nya seperti potongan-potongan informasi dalam otak manusia.

B.       EXPERT SYSTEM

1.      Defisini Expert System
Expert System biasa disebut juga dengan knowledge based system yaitu suatu cabang artificial intelligence yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecah persoalan dalam bidang yang spesifik.

2.      Sejarah Expert System
Expert system dikembangkan oleh komunitas artificial intelligence pada pertengahantahun 1960. Pada periode ini, penelitian tentang artificial intelligence didominasi oleh adanya kepercayaan bahwa beberapa aturan-aturan dari serangkaian pemikiran dengan memanfaatkan kemampuan komputer dapat menghasilkan performansi pakar atau setaraf dengan manusia super. Arah pengembangan dari sub bidang artificial intelligence ini adalah general-purpose problem solver (GPS). General-purpose problem solver (GPS) merupakan prosedur yang dikembangkan oleh Newell dan Simon (1973) dari teori mesin logika, yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu komputer “cerdas”. Inilah yang kemudian dianggap sebagai pendahulu dari sistem pakar. Pada pertengahan tahun 1960 terjadi pergeseran dari general-purpose menjadi special-purpose program dengan perkembangan dari DENDRAL yaitu suatu sistem mengidentifikasi struktur molekul suatu komposisi kimia yang dikembangkan oleh E. Feigenbaum di Stanford University. Mulai saat itu para peneliti mengakui bahwa mekanisme pemecahan masalah hanya merupakan sebagian kecil dari suatu permasalahan yang kompleks.

3.      Contoh Expert System
a.      ELIZA


Eliza merupakan salah satu Sistem Pakar yang paling awal dikembangkan. Ini adalah program komputer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT tahun 1976. Pengguna berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
Berikut ini adalah contoh percakapan antara Eliza dengan seorang klien:
Eliza: Hello. I am ELIZA. How can I help you?
Klien: My name is Balza.
Eliza: I have told you before, I do not care about names.
Klien: I don’t have any money. That’s my problem.
Eliza: Why do you say your problem?
Klien: Because you asked me.
Eliza: Do any other reasons not come to mind?
Klien: No.
Eliza: You are being a bit negative.
Klien: Why?
Eliza: Please go on.
Klien: OK. I am bankrupt.
Eliza: How long have you been bankrupt?
Klien: A year.
Eliza: Please go on.
Klien: So, what should I do?
Eliza: Does that question interest you?
Klien: Yes, how can I make big money?
Eliza: You are sure?
Klien: Of course I’m sure.

b.      NETtalk


NETtalk program ini jenisnya cukup bebeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan  NETtalk. Program ini dikembankan oleh Sejnowki disekolah medis Harvard dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras.

c.       PARRY


Parry adalah Sistem Pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang mensimulasikan seorang paranoid.
Berikut ini contoh respon Parry terhadap pertanyaan seorang psikiater yang menginterviewnya.
Psikiater : Why are you in the hospital?
Parry : I shouldn’t be here.
Psikiater : Who brought you here?
Parry : The police.
Psikiater : What trouble did you have with the police?
Parry : Cops don’t do their job.
Psikiater : What do they do instead?
Parry : Cops arrest the wrong people.
Psikiater : They arrest the right ones sometimes
Parry : The law should get those Italian crooks.
Psikiater : Are you Italian?
Parry : My background is British but I was born in this country.
Psikiater : Do you know any Italian crooks?
Parry : I try to avoid the underworld.

Referensi:
Ertel, W. (2017). Introduction of artificial intelligence second edition. Switzerland: Spinger International Publishing.
Russell, S. J., &  Norvig, P. (2003). Artificial intelligence: a modern approach. Upper Saddle River: Pearson Education.
Hayadi, H., & Rukun, K. (2016). What is expert system. Yogyakarta: Deepublish.

Sabtu, 03 November 2018

#SIP SIM (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN) & SPK (SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN)



A.      SIM (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)

1.      Definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah sistem informasi yang mengolah data menjadi informasi untuk kebutuhan managerial dan administratif. Sistem Informasi Manajemen memiliki tiga fungsi dasar yaitu: input, proses dan output. Sistem Informasi Manajemen ini juga dapat diartikan dalam konteks yang luas yaitu sebuah main sistem yang digunakan oleh organisasi bisnis untuk menerapkan fungsi-fungsi bisnis yang kompleks dan secara luas sistem ini juga memberikan kegiatan-kegiatan operasional yang tinggi seperti penyediaan informasi, pembagian data secara luas, dan pengaturan-pengaturan fungsi bisnis didalam organisasi. Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah sistem yang besar dan terbagi atas sistem-sistem pendukung lainnya untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi bisnis yang diinginkan oleh organisasi.

2.      Konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Berikut adalah konsep-konsep pokok SIM:

Konsep
Penjelasan
Konsep Informasi
Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian yaitu sehubungan dengan waktu dan mutu.
Konsep Manusia sebagai Pengolah Informasi
Kemampuan manusia sebagai pengolah informasi menentukan keterbatasan dalam sistem informasi dan mengesankan dasar-dasar rancangan mereka.
Konsep Sistem
Karena sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem, maka konsep sistem perlu untuk memahami dan merancang ancangan pada pengembangan sistem informasi.
Konsep Organisasi dan Manajemen
Sistem informasi berada di dalam sebuah organisasi dan dirancang untuk mendukung fungsi manajemen. Informasi adalah penentu yang penting dalam bentuk keorganisasian.
Konsep Pengambilan Keputusan
Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan anacangan rasional terhadap optimasi, tetapi juga teori keperilakuan pengambilan keputusan dalam organisasi.
Konsep Nilai Informasi
Informasi mengubah keputusan, perubahan dalam nilai hasil akan menentukan nilai informasi. Sistem informasi dalam perusahaan juga merupakan sistem terbuka, dimana terjadi arus sumber daya dengan lingkungannya. Dalam informasi, data input diperoleh dari lingkungan, misalnya informasi kenaikan pajak yang diumumkan pemerintah, dan perubahan kurs mata uang. Semua data dari luar tersebut mengalir masuk ke dalam sistem.

 



































3.      Tujuan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Tujuan sistem informasi manajemen (SIM), yaitu:
a.       Menyediakan informasi yang diperlukan oleh manajemen, seperti:  harga pokok jasa, produk dan tujuan yang diperlukan manajemen.
b.      Penyediaan  informasi yang dipakai untuk perancangan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan kelanjutan.
c.       Untuk pengembilan kepeutusan

4.      Model Sistem Informasi Manajemen (SIM)


Definisi model sistem informasi manajemen dapat digambarkan pada gambar diatas. Database berisi data yang disediakan oleh SIA. Selain itu,data maupun informasi dimasukkan dari lingkungan. Isi database digunakan oleh perangkat lunak yang menghasilkan laporan periodik dan laporan khusus, serta model matematika yang mensimulasikan beragam aspek operasi perusahaan. Output perangkat lunak digunakan oleh orang-orang dalam perusahaan yang bertanggung jawab memecahkan masalah perusahaan. Tidak seperti SIA, SIM tidak berkewajiban menyediakan informasi bagi lingkungan.

5.      Peranan SIM dalam Memecahakan Permasalahan
SIM memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah dengan dua cara dasar, yaitu:
a.      Memberi Sumber Informasi Organisasi secara Luas
SIM adalah usaha organisasi berskala luas yang memberikan informasi pemecahan maslah. SIM adalh komitmen resmi dari manajemen puncak untuk menerapkan komputer agar dapat digunakan bagi para manajer dalam perusahaan sebagai sumber informasi. SIM dapat diterapkan dalam area lain, yaitu DSS, OA, dan Expert System.
b.      Memberi Sumbangan terhadap Pengidentifikasian dan Pemahaman Masalah
Gagasan utama yang berada dibalik SIM adalah untuk menjaga kesinambungan pasokan informasi yang mengalir ke manajer. Pada waktu pertama kali komputer diterapkan pada bagian marketing sebagai sistem informasi, terdapat kerancuan mengenai perbedaan antara sistem informasi marketing dengan riset marketing. Manajer menggunakan SIM untuk memperoleh pemahaman dasar mengenai masalah, dengan menentukan dimana ia ditempatkan dan apa yang menyebabkannya, dalam beberapa hal, SIM masih dapat membantu manajer dalam langkah terakhir proses pemecahan masalah.

B.       SPK (SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN)


1.      Definisi SPK (Sistem Penunjang Keputusan)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

2.      Konsep SPK (Sistem Penunjang Keputusan)
Konsep-konsep SPK, yaitu:
a.       Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
b.      Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap diatas.
c.       Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap

3.      Tujuan SPK (Sistem Penunjang Keputusan)
Tujuan dari SPK adalah:
a.       Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
b.      Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
c.       Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan

4.      Model SPK (Sistem Penunjang Keputusan)


Model dalam sistem pengambilan keputusan ada 3 macam yaitu :
a.      Perangkat Lunak Penulisan Laporan
menghasilkan laporan periodik maupun khusus.
b.      Model Matematika
menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan/instansi. Model matematika dapat ditulis dalam bahasa pemrograman prosedural apapun.
c.       Perangkat lunak GDSS
memungkinkan beberapa pemecah masalah, bekerjasama sebagai satu kelompok, mencapai solusi. Dalam situasi tertentu ini, istilah GDSS, atau sistem pendukung keputusan kelompok (Group Decision Support System) digunakan.

5.      Peranan SPK dalam Memecahakan Permasalahan
GDSS berkontribusi pada pemecahan masalah dengan berkomunikasi yang lebih baik yang memungkinkan keputusan yang lebih baik dengan menjaga diskusi terfokus pada masalah yang menyebabkan kita dapat menghemat waktu. Dengan penghematan waktu tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi lebih banyak lagi alternatif.

Referensi:
Ayu R, E., Fernalia., & Purnama, G. (2014). Sistem informasi manajemen dan sistem penunjang keputusan: kilas balik, analisa, dan rekomendasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Turban , Efraim & Aronson, Jay E. (2001). Decision support systems and intelligent systems 6th edition. Prentice Hall: Upper Saddle River, NJ.